Senin, 01 Februari 2016

      Pantun memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Makna yang terkandung dalam pantun mudah dicerna, diingat-ingat dan menjadikan "pedoman" bagi kita. Dengan pendekatan komunikasi, keberadaan pantun semakin melekat dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat umum juga menyukai dan menggunakan pantun.
   
      Pantun merupakan bentuk sastra asli Indonesia. Pantun termasuk bentuk puisi lama. Menurut isinya, kita mengenal pantun nasehat (pantun orang tua),pantun jenaka, dan teka teki.

      Secara umum, ciri-ciri pantun sebagai berikut:

  1. Tiap bait (koplet) terdiri atas 4 baris (larik)
  2. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata
  3. Bersajak silang (a-b-a-b)
  4. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi.
(1) Ikan tuna bukan di tambak,
     Jangan masukkan kedalam peti
     Kami tertawa terbahak-bahak,
     Lihat nenek pakai rok mini

(2) Siapa tak suka ikan teri,
     Mudah disimpan kedalam kendil
     Seketika musang berlari,
     Dikejar ayam membawa bedil

(3) Monyet bergelar si buruk rupa,
     Suka memanjat pohon jambu
     Ayo kawan selagi muda,
     Kita berlomba mencari ilmu

(4) Jangan dipetik selagi kuncup,
     Biar tumbuh bersama duri
     Menghormat orang tua selagi hidup,
     Lebih mulia dai pada kenduri

(5) Buah jambuku dipetik,
     Disimpan dan kami timbun
     Wahai anakku si cantik,
     Segeralah engkau bangun!

(6) Bunga itu jangan dipetik,
      Langit telah menjadi kelam
      Engkaulah gadis tercantik,
      Kurindukan siang malam

(7) Sepanjang hari naik pedati,
      Kakinya bengkak digigit semut
      Bajuri bingung sepanjang hari,
      Melihat perut semakin gendut

(8) Roda sepeda berputar,
      Menuju ke arah Jakarta
      Kalau engkau memang pintar,
      Hewan apa berkaki lima

(9) Kemana kancil kita kejar,
      Kedalam pasar kita mencari
      Ketika kecil rajin belajar,
      Setelah besar senanglah diri

(10) Padi merunduk tanda berisi,
        Berilmu karena bersekolah
        Jangan terpaku di depan televisi,
        Ambil buku dan pelajarilah!      

Sekian dulu pantunnya karena blognya masih baru :V mungkin kapan" akan saya tambahkan trims.

0 komentar:

Posting Komentar

selamat datang

Ruang Komunikasi

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 01 Februari 2016

      Pantun memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Makna yang terkandung dalam pantun mudah dicerna, diingat-ingat dan menjadikan "pedoman" bagi kita. Dengan pendekatan komunikasi, keberadaan pantun semakin melekat dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat umum juga menyukai dan menggunakan pantun.
   
      Pantun merupakan bentuk sastra asli Indonesia. Pantun termasuk bentuk puisi lama. Menurut isinya, kita mengenal pantun nasehat (pantun orang tua),pantun jenaka, dan teka teki.

      Secara umum, ciri-ciri pantun sebagai berikut:

  1. Tiap bait (koplet) terdiri atas 4 baris (larik)
  2. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata
  3. Bersajak silang (a-b-a-b)
  4. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi.
(1) Ikan tuna bukan di tambak,
     Jangan masukkan kedalam peti
     Kami tertawa terbahak-bahak,
     Lihat nenek pakai rok mini

(2) Siapa tak suka ikan teri,
     Mudah disimpan kedalam kendil
     Seketika musang berlari,
     Dikejar ayam membawa bedil

(3) Monyet bergelar si buruk rupa,
     Suka memanjat pohon jambu
     Ayo kawan selagi muda,
     Kita berlomba mencari ilmu

(4) Jangan dipetik selagi kuncup,
     Biar tumbuh bersama duri
     Menghormat orang tua selagi hidup,
     Lebih mulia dai pada kenduri

(5) Buah jambuku dipetik,
     Disimpan dan kami timbun
     Wahai anakku si cantik,
     Segeralah engkau bangun!

(6) Bunga itu jangan dipetik,
      Langit telah menjadi kelam
      Engkaulah gadis tercantik,
      Kurindukan siang malam

(7) Sepanjang hari naik pedati,
      Kakinya bengkak digigit semut
      Bajuri bingung sepanjang hari,
      Melihat perut semakin gendut

(8) Roda sepeda berputar,
      Menuju ke arah Jakarta
      Kalau engkau memang pintar,
      Hewan apa berkaki lima

(9) Kemana kancil kita kejar,
      Kedalam pasar kita mencari
      Ketika kecil rajin belajar,
      Setelah besar senanglah diri

(10) Padi merunduk tanda berisi,
        Berilmu karena bersekolah
        Jangan terpaku di depan televisi,
        Ambil buku dan pelajarilah!      

Sekian dulu pantunnya karena blognya masih baru :V mungkin kapan" akan saya tambahkan trims.


 
Template Indonesia | Kumpulan Pantun Indonesia
Aku cinta Indonesia